Senin, 25 Februari 2013

Pembahasan dan komentar Kasus Buntut Amuk Upah Susut


Sebelum memberikan komentar terhadap kasus 22 satpam yang bermasalah dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Saya ingin memberikan penjelasan cerita atau duduk permasalahan dalam kasus ini.

Kasus ini berawal dari keputusan PT Tata Asri Textile Mills pertengahan juli lalu. Dimana pabrik ini mengurangi hari kerja satpam yang mulanya 7 hari menjadi 6 hari. Tidak hanya itu, pabrik ini juga mengurangi upah per minggu yang awalnya Rp 68000 menjadi Rp 53000.

Banyak diantara satpam-satpam merasa keberatan dengan keputusan tersebut. Mereka rela bekerja satu minggu full asalkan gaji mereka tetap. Menurut mereka gaji Rp 68000 per dua minggu juga sudah pas-pasan bagaimana jika diturunkan menjadi Rp 53000, mereka memiliki tanggung jawab menafkahi anak dan istri mereka.

Dan keberatan mereka ini, disampaikan kepada manajer personalia pabrik, yaitu Rusli Nasution. Hasilnya adalah kepala bagian pengamanan dan kooridinatornya dipecat. Mendengar hal ini, satpam-satpam pabrik tersebut geram, mereka protes atas pemecatan tersebut. Waktu itu, Rusli dan Andang menjanjikan akan berbicara kepada atasan mereka atas kasus ini.

4 hari menunggu, informasi tak kunjung disampaikan oleh Rusli dan Andang. Bahkan lebih parahnya lagi saat satpam-satpam menanyakan bagaimana kelanjutan kasus pemecatan, Rusli dan Andang mengatakan tidak tahu, dan seperti lepas dari tanggung jawab mereka. Merasa kesal dan geram akhirnya 22 satpam pabrik menghajar dan memukul Rusli dan Andang sampai berdarah-darah.

Karena kasus itu, seminggu kemudian pabrik didatangi lima mobil berisi belasan ABRI. 3 orang satpam diinterogasi dan mendapat pukulan. Merasa takut 22 satpam melapor dan meminta perlindungan kepada Polsek Cicalengka.

Pendapat dan komentar saya dalam kasus ini adalah saya tidak bisa memberi keputusan siapa yang benar dan siapa yang salah dan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Menurut saya, baik dari pihak personalia dan manajer produksi memiliki kesalahan dalam bersikap. Begitu pula 22 satpam yang main hakim sendiri tanpa memikirkan adanya hukum di Indonesia.

Seharusnya saat pihak personalia mengetahui keputusan yang menyatakan bahwa satpam harus dikurangi atau dalam kata lain ada beberapa satpam yang harus di PHK, sementara yang tidak di PHK menerima gaji lebih rendah dari sebelumnya, seharusnya mereka harus menyiapkan strategi bagaimana membicarakan hal tersebut kepada yang bersangkutan, ataukah harus melempar isu terlebih dahulu, atau to the point, atau juga memberikan surat yang berisi informasi kepada satpam-satpam.

Komentar saya, saat Rusli mengetahui isu seperti ini, sebaiknya ia melempar isu terlebih dahulu kepada para satpam. Dan pastinya ini akan menjadi pokok pembicaraan para satpam, dengan begitu ia dapat melihat bagaimana respon para satpam. Apakah mereka marah? Ataukah mereka protes.
Dari respon awal para satpam, harusnya ia dapat memperlajari apa tindakan selanjutnya yang akan ia ambil. Menurut pendapat saya, pihak personalia terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. Selain itu, dari yang saya baca, saya juga menemukan adanya lepas tanggung jawab yang dilakukan Rusli dan rekannya Andang. Perilaku mereka yang membuat pra satpam geram, merasa dibohongi, dan berujung aksi pengeroyokan.

Satpam juga mengambil tindakan kurang tepat, mereka terlalu tersulut emosi, sehingga akal pikiran mereka seperti tidak berjalan. Mereka bertindak mengikuti emosi dan hawa nafsu. Mereka tidak memikirkan bahwa Indonesia adalah Negara hukum, dan setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan secara baik.

Kalau saya menjadi pihak personalia PT Tata Asri Textile Mills langkah awal yang saya ambil adalah saya akan melempar isu kepada para satpam. Saya lihat bagaimana respon mereka, jika respon mereka bagus maka tidak terlalu susah untuk saya menentukan next step. Tapi yang namanya isu penurunan gaji dan PHK biasanya akan berbuntut protes dan amarah. Dengan begini, langkah selanjutnya yang akan saya pilih adalah berbicara kepada seluruh satpam dengan nada bicara yang sopan dan lembut. Berbicara seperti dari hati ke hati.

Seperti pihak Maspion saat menghadapi kasus krisis ekonomi. Tapi dengan berani dan tanggung jawab pemilik perusahaan menjelaskan dari hati ke hati kepada karyawannya dan hasilnya para karyawan mengerti dan ikut bersama-sama membangkitkan kembali Maspion.

Dengan menjelaskan dari hati kehati, misalnya saya menjelaskan duduk permasalahan kasus ini adalah perusahaan mengalami kerugian, hal ini menyebabkan beberapa diantara satpam harus diberhentikan dan satpam lainnya mendapatkan penurunan gaji. Pihak perusahaan sama sekali tidak berniat untuk memecat dan menurunkan gaji para satpam, tapi keadaan yang harus membuat saya untuk mengatakan berita ini kepada seluruh karyawan.

Pendapat saya sebaiknya jujur kepada karyawan, karena dengan kita jujur dan terbuka kepada karyawan dalam hal ini adalah satpam maka rasa empati mereka sedikit demi sedikit akan keluar, sampai akhirnya mereka dapat menerima kasus ini. Setidaknya berikan kepada mereka penjelasan.

Saya juga salut dengan perusahaan coca-cola. Diprediksikan mereka akan mengalami kerugian besar karena banjir. Banyak pabrik mereka terendam, dan penjualan akan berhenti sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan, karena kecil kemungkinannya orang ketika banjir ingin minum coca cola. Tapi pihak coca-cola berbicara dengan para karyawannya dan akhirnya keputusan adalah setidaknya setiap karyawan harus menjual 2 botol coca cola. 

Eksekusi pun dimulai, dan hasilnya adalah setiap karyawan berhasil menjual 2 botol coca cola bahkan banyak diantara karyawan yang menambah penjualan mereka menjadi berpuluh-puluh botol. Dan pada akhirnya perusahaan coca cola tidak mengalami kerugian besar seperti yang diprediksi sebelumnya. Kabar baiknya adalah penjualan coca cola meningkat. Itu semua karena kekompakan, empati dan cinta yang tinggi terhadap perusahaan. Selain itu juga, kejujuran dan keterbukaan kepada karyawan.

Seharusnya beberapa cerita diatas seperti Maspion dan coca cola dapat menginsiprasi perusahaan PT Tata Asri Textile Mills dalam mengmbil keputusan. Selalu melibatkan setiap karyawan dalam setiap pengambilan keputusan. Selalu jujur dan terbuka kepada karyawan baik itu kabar baik maupun kabar buruk, karena yakinlah kesuksesan, kemajuan, dan kehidupan suatu perusahaan tidak lepas dari usaha keras dan dukungan dari para karyawannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar