Sebelum memberikan komentar terhadap
kasus 22 satpam yang bermasalah dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Saya
ingin memberikan penjelasan cerita atau duduk permasalahan dalam kasus ini.
Kasus ini berawal dari keputusan PT
Tata Asri Textile Mills pertengahan juli lalu. Dimana pabrik ini mengurangi
hari kerja satpam yang mulanya 7 hari menjadi 6 hari. Tidak hanya itu, pabrik
ini juga mengurangi upah per minggu yang awalnya Rp 68000 menjadi Rp 53000.
Banyak diantara satpam-satpam merasa
keberatan dengan keputusan tersebut. Mereka rela bekerja satu minggu full
asalkan gaji mereka tetap. Menurut mereka gaji Rp 68000 per dua minggu juga
sudah pas-pasan bagaimana jika diturunkan menjadi Rp 53000, mereka memiliki
tanggung jawab menafkahi anak dan istri mereka.
Dan keberatan mereka ini,
disampaikan kepada manajer personalia pabrik, yaitu Rusli Nasution. Hasilnya
adalah kepala bagian pengamanan dan kooridinatornya dipecat. Mendengar hal ini,
satpam-satpam pabrik tersebut geram, mereka protes atas pemecatan tersebut.
Waktu itu, Rusli dan Andang menjanjikan akan berbicara kepada atasan mereka
atas kasus ini.
4 hari menunggu, informasi tak
kunjung disampaikan oleh Rusli dan Andang. Bahkan lebih parahnya lagi saat
satpam-satpam menanyakan bagaimana kelanjutan kasus pemecatan, Rusli dan Andang
mengatakan tidak tahu, dan seperti lepas dari tanggung jawab mereka. Merasa
kesal dan geram akhirnya 22 satpam pabrik menghajar dan memukul Rusli dan
Andang sampai berdarah-darah.
Karena kasus itu, seminggu kemudian
pabrik didatangi lima mobil berisi belasan ABRI. 3 orang satpam diinterogasi
dan mendapat pukulan. Merasa takut 22 satpam melapor dan meminta perlindungan
kepada Polsek Cicalengka.
Pendapat dan komentar saya dalam
kasus ini adalah saya tidak bisa memberi keputusan siapa yang benar dan siapa
yang salah dan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.
Menurut saya, baik dari pihak personalia dan manajer produksi memiliki
kesalahan dalam bersikap. Begitu pula 22 satpam yang main hakim sendiri tanpa
memikirkan adanya hukum di Indonesia.
Seharusnya saat pihak personalia
mengetahui keputusan yang menyatakan bahwa satpam harus dikurangi atau dalam
kata lain ada beberapa satpam yang harus di PHK, sementara yang tidak di PHK
menerima gaji lebih rendah dari sebelumnya, seharusnya mereka harus menyiapkan
strategi bagaimana membicarakan hal tersebut kepada yang bersangkutan, ataukah
harus melempar isu terlebih dahulu, atau to the point, atau juga memberikan
surat yang berisi informasi kepada satpam-satpam.
Komentar saya, saat Rusli mengetahui
isu seperti ini, sebaiknya ia melempar isu terlebih dahulu kepada para satpam.
Dan pastinya ini akan menjadi pokok pembicaraan para satpam, dengan begitu ia
dapat melihat bagaimana respon para satpam. Apakah mereka marah? Ataukah mereka
protes.
Dari respon awal para satpam,
harusnya ia dapat memperlajari apa tindakan selanjutnya yang akan ia ambil.
Menurut pendapat saya, pihak personalia terlalu gegabah dalam mengambil
keputusan. Selain itu, dari yang saya baca, saya juga menemukan adanya lepas
tanggung jawab yang dilakukan Rusli dan rekannya Andang. Perilaku mereka yang
membuat pra satpam geram, merasa dibohongi, dan berujung aksi pengeroyokan.
Satpam juga mengambil tindakan
kurang tepat, mereka terlalu tersulut emosi, sehingga akal pikiran mereka seperti
tidak berjalan. Mereka bertindak mengikuti emosi dan hawa nafsu. Mereka tidak
memikirkan bahwa Indonesia adalah Negara hukum, dan setiap orang memiliki hak
untuk diperlakukan secara baik.
Kalau saya menjadi pihak personalia
PT Tata Asri Textile Mills langkah awal yang saya ambil adalah saya akan
melempar isu kepada para satpam. Saya lihat bagaimana respon mereka, jika
respon mereka bagus maka tidak terlalu susah untuk saya menentukan next step.
Tapi yang namanya isu penurunan gaji dan PHK biasanya akan berbuntut protes dan
amarah. Dengan begini, langkah selanjutnya yang akan saya pilih adalah
berbicara kepada seluruh satpam dengan nada bicara yang sopan dan lembut. Berbicara
seperti dari hati ke hati.
Seperti pihak Maspion saat
menghadapi kasus krisis ekonomi. Tapi dengan berani dan tanggung jawab pemilik
perusahaan menjelaskan dari hati ke hati kepada karyawannya dan hasilnya para
karyawan mengerti dan ikut bersama-sama membangkitkan kembali Maspion.
Dengan menjelaskan dari hati kehati,
misalnya saya menjelaskan duduk permasalahan kasus ini adalah perusahaan
mengalami kerugian, hal ini menyebabkan beberapa diantara satpam harus
diberhentikan dan satpam lainnya mendapatkan penurunan gaji. Pihak perusahaan
sama sekali tidak berniat untuk memecat dan menurunkan gaji para satpam, tapi
keadaan yang harus membuat saya untuk mengatakan berita ini kepada seluruh
karyawan.
Pendapat saya sebaiknya jujur kepada
karyawan, karena dengan kita jujur dan terbuka kepada karyawan dalam hal ini
adalah satpam maka rasa empati mereka sedikit demi sedikit akan keluar, sampai
akhirnya mereka dapat menerima kasus ini. Setidaknya berikan kepada mereka
penjelasan.
Saya juga salut dengan perusahaan
coca-cola. Diprediksikan mereka akan mengalami kerugian besar karena banjir.
Banyak pabrik mereka terendam, dan penjualan akan berhenti sampai batas waktu
yang tidak bisa ditentukan, karena kecil kemungkinannya orang ketika banjir
ingin minum coca cola. Tapi pihak coca-cola berbicara dengan para karyawannya
dan akhirnya keputusan adalah setidaknya setiap karyawan harus menjual 2 botol
coca cola.
Eksekusi pun dimulai, dan hasilnya adalah setiap karyawan berhasil
menjual 2 botol coca cola bahkan banyak diantara karyawan yang menambah
penjualan mereka menjadi berpuluh-puluh botol. Dan pada akhirnya perusahaan
coca cola tidak mengalami kerugian besar seperti yang diprediksi sebelumnya.
Kabar baiknya adalah penjualan coca cola meningkat. Itu semua karena kekompakan,
empati dan cinta yang tinggi terhadap perusahaan. Selain itu juga, kejujuran
dan keterbukaan kepada karyawan.
Seharusnya beberapa cerita diatas
seperti Maspion dan coca cola dapat menginsiprasi perusahaan PT Tata Asri
Textile Mills dalam mengmbil keputusan. Selalu melibatkan setiap karyawan dalam
setiap pengambilan keputusan. Selalu jujur dan terbuka kepada karyawan baik itu
kabar baik maupun kabar buruk, karena yakinlah kesuksesan, kemajuan, dan
kehidupan suatu perusahaan tidak lepas dari usaha keras dan dukungan dari para
karyawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar