Rabu, 12 Juni 2013

Analisa KPH dan IGROW “Bukan Upah, di Maspion”

KPH

Kejadian : Kejadian mogok kerja yang berbuntut kebakaran ini berawal dari tuntutan tambahan jam istirahat oleh buruh. Setengah jam istirahat belum dirasa cukup untuk waktu makan dan shalat khususnya pada hari Jumat. Hal ini menyebabkan buruh kelabakan, terkadang telat. Keterlambatan ini yang dijadikan alasan pemecatan beberapa buruh pabrik
Perilaku : Buruh melakukan mogok kerja dan tindakan anarkis. Hal ini disebabkan karena mereka marah dan tidak terima dengan perilaku pengawas Maspion
Alternatif perilaku : Sebagai seorang PR yang professional, harus bisa membaca situasi dan juga cepat tanggap terhadap permasalahan yang terjadi, sehingga kejadian pemogokan kerja dan baku hantam dapat diminimalisir. Untuk buruh, harusnya dilakukan musyawarah terlebih dahulu dengan pihak manajemen agar mendapatkan benang merah terhadap permasalahan yang terjadi, dan masalah tersebut dapat terselesaikan dengan cepat
Hasil : Terjadinya baku hantam antara petugas keamanan dan juga buruh. Dan juga terjadinya kebakaran pada malam harinya. Buruh yang melihat petugas pemadam kebakaran tidak membantu malahan  mereka menyoraki petugas. Perusahaan kembali mempekerjakan buruh yang sudah dipecat dan diberikan waktu tambahan istirahat
Alternatif hasil : Buruh yang melakukan tindakan anarkis dan melakukan pembakaran pabrik diproses secara hukum. Hal tersebut untuk membuat efek jera tidak hanya kepada buruh tapi juga kepada yang lain. Perusahaan juga harus menentukan bagaimana peraturan mengenai tambahan jam istirahat. Di manajemen melakukan strategi dinamis (mengubah peraturan) guna memperbaiki permasalahan

IGROW

Issue : Tuntutan tambahan jam istirahat oleh buruh karena setengah jam istirahat belum dirasa cukup untuk waktu makan dan shalat khususnya pada hari Jumat. Hal ini menyebabkan buruh kelabakan, terkadang telat. Keterlambatan ini yang dijadikan alasan pemecatan beberapa buruh pabrik
Goal : Tujuan utama buruh melakukan mogok kerja agar manajemen Maspion menyadari ketidakadilan dalam memberikan waktu istirahat
Root Causes : Buruh melakukan mogok kerja. Tidak hanya para buruh juga terlibat aksi baku hantam dengan petugas. Hal ini karena buruh menginginkan adanya perpanjangan waktu istirahat. Tapi, yang didapat adalah manajemen langsung memecat buruh yang melawan. Kerugian Maspion berlipat, ditambah dengan kebakaran pabrik yang diperkirakan seharga 2 miliar
Option : Sebagai seorang PR yang professional, harus bisa membaca situasi dan juga cepat tanggap terhadap permasalahan yang terjadi, sehingga kejadian pemogokan kerja dan baku hantam dapat diminimalisir. Untuk buruh, harusnya dilakukan musyawarah terlebih dahulu dengan pihak manajemen agar mendapatkan benang merah terhadap permasalahan yang terjadi, dan masalah tersebut dapat terselesaikan dengan cepat

What’s next :  Buruh yang melakukan tindakan anarkis dan melakukan pembakaran pabrik diproses secara hukum. Hal tersebut untuk membuat efek jera tidak hanya kepada buruh tapi juga kepada yang lain. Perusahaan juga harus menentukan bagaimana peraturan mengenai tambahan jam istirahat. Di manajemen lakukan strategi dinamis (mengubah peraturan) guna memperbaiki permasalahan


Selasa, 11 Juni 2013

Investor Relations

Investor relations adalah PR mewakili perusahaan berhubungan dengan pemegang saham. Adapun tugas perusahaan dalam investor relations adalah memberi masukan atau umpan balik, dan juga memberikan informasi, misalnya memberi tau laporan terbaru mengenai perusahaan.

Hak-hak investor sebagai pemegang saham dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah
·         Memperoleh informasi perusahaan secara teratur dan tepat waktu. Maksimal satu tahun sekali
·         Ikut berpartisipasi dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

RUPS biasa dilakukan setahun sekali. Jika adalah hal penting yang harsu disampaikan dapat melakukan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) contohnya jika terjadi pergantian komisaris, atau jika adanya penambahan modal, krisis moneter, dan juga jika terjadinya penurunan saham karena kinerja yang jelek.

Adapun beberapa istilah yang sering digunakan dalam perusahaan :
·        
      Good Corporate Governance : Cara-cara penyelenggaraan perusahaan yang baik yang diatur didalam Undang-Undang, bahkan sering dilombakan. Syarat-syarat yang berlaku untuk GCG adalah harus accountable, jadi harus dapat menanggapai semua pertanyaan, cara penyampain atau menginformasikan kepada investor harus accountable. Harus transparan atau tidak ditutup-tutupi, harus jelas dan mudah dilihat. Prediktabilitas yaitu bisa diduga, diketahui kebijakannya, dan juga partisipasi dapat dipercaya
·         Corporate Secretary : Peran PR khusus berhubungan dengan investor atau pemegang saham.
·         Initial Public Offering (IPO) yaitu penawaran saham perdana kepada calon pemegang saham
·         Public Expose : Kegiatan perusahaan dalam memperkenalkan diri (perencanaan pelemparan saham)
·         Prospektus : Informasi penalaran saham, informasi awal apakah orang tersebut ingim membeli saham perusahaan kita. Atau informasi tertulis tentang perusahaan yang dipublikasikan di media massa.
·         Annual Report yaitu laporan tahunan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan  perusahaan, contohnya apakah ada penambahan cabang, penambahan/pengurangan karyawan, dan yang paling penting adalah laporan tentang untung atau ruginya perusahaan.
·         Go Public : Suatu perusahaan yang ingin berkembang tetapi tidak memiliki modal yang cukup, sehingga perusahaan tersebut go public untuk mengumpulkan dana besar dari pembeli saham. Manfaat dari go public adalah mengimpun dana/modal besar, meningkatkan citra dan daya saing perusahaan, meningkatkan loyalitas karyawan

Industrial Relations

Industrial Relations adalah bentuk hubungan yang terjadi dalam pekerjaan antara kelompok karyawan dengan perusahaan.

Industrial relations di Indonesia diterapkan untuk perusahaan yang memiliki banyak karyawan, khususnya buruh. Buruh merupakan level paling bawah dalam suatu perusahaan. 

Adapun karakteristik dari buruh, yaitu :
·         Memiliki solidaritas yang tinggi
·         Memiliki wawasan yang tidak luas atau terbatas atau sempit, hal ini menyebabkan orientasi buruh adalah uang. Jadi kebanyakan buruh setiap kali ia bekerja harus dibayar dengan uang, walaupun hanya kerja sedikit
·         Memiliki pendidikan yang rendah
·         Mempunyai latar belakang sosial ekonomi yang rendah
·         Selalu mengandalkan tenaga
·         Cenderung melakukan demo atau menuntut jika mereka merasa ketidakpuasan dan atau kekurangan

Di negara-negara komunis yang menganut sistem atheis (tidak percaya tuhan) karyawan hanya takut kepada atasannya atau pimpinannya. Mereka tidak takut kepada sang pencipta. Dan lebih parahnya lagi, mereka tidak takut menindas sesama.

Di dalam sebuah perusahaan penting adanya perjanjian kerjasama (PKB/KKB). Perjanjian kerjasama ini biasanya diberikan atau diserahkan kepada PR. Hal ini berfungsi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi walaupun sudah ada PKB/KKB kalau ada sebuah permasalahan yang harus harus tetap tegas dan diselesaikan secara baik.

Di suatu perusahaan pasti adanya timbul permasalahan, salah satunya bersumber dari buruh. Adapun kiat-kiat menghadapi buruh yang membuat masalah adalah
·         Berikan peraturan sesuai dengan Undang-Undang
·         Tegas dalam bersikap
·         Carilah si pembuat masalah atau trouble maker tersebut, kalau tetap mengganggu perusahaan, ambil keputusan terakhir yaitu di PHK atau dipecat
·         Dengar apa kemauan mereka, jika masih bisa difasilitasi maka fasilitasilah


Sebuah perusahaan yang baik harus menyediakan fasilitas atau sarana bagi karyawannya. Misalnya membuat koperasi bagi karyawan, dengan begitu mereka merasa nyaman. Saat mereka butuh dana yang cepat atau mendesak mereka mempunyai alternatif yaitu meminjam kepada koperasi perusahaan, atau perusahaan juga dapat memberikan atau meminjamkan modal kepada karyawan untuk membuat usaha yang tidak mengganggu pekerjaan kantor. Contohnya adalah usaha membuat telor asin, peternakan kambing, atau usaha-usaha lainnya. 

Coaching and Counseling

Coaching meruapakan mengarahkan yang dilakukan seseorang untuk melatih atau memberikan orientasi kepada karyawan tentang realitas. Sedangkan counseling adalah membantu atau memberi dukungan untuk mengatasi masalah. Yang sering menacu pada konflik adalah kepribadian (apaka tempramen atau tidak, sensitif), pola pikir, sikap sudah ditunjukkan, tapi emosi masih didalam.

Counseling itu sudah dilakukan atau diatasi dengan menggunakan psikolog, tapi kalau untuk coaching dapat menggunakan jasa dari PR perusahaan.

Keuntungan dari coaching dan counseling adalah
·         Pekerjaan terasa lebih mudah
·         Timbulnya rasa hormat dan rasa syukur
·         Lebih menghargai orang lain
·         Meningkatkan komitmenmenjadi lebih termotivasi, menjadi pribadi yang lebih baik

4 cara melakukan coaching dan counseling
·         Wawancara : wawancara dibutuhkan dalam melakukan coaching dan counseling, karena dengan wawancara atau bertatap muka, kita dapat melihat dan memastikan keadaan seseorang dari ekspresi wajah. Terkadang karyawan tidak mengemukakan apa yang mereka tau dan merek apikirkan secara gamblang, ada juga karyawan yang takut, dan akhirnya keputusan akhir yang mereka ambil adalah berbohong.
·         Observasi langsung : Dalam hal ini kita dapat memanfaatkan cctv atau hidden camera, karena biasanya dengan menggunakan hal seperti ini seluruh aktivitas karyawan terlihat lebih natural
·         Dokumentasi : Mintalah karyawan untuk mengirimkan e-mail. Hal ini bertujuan agar karyawan merasa tidak takut dalam mengemukakan pikirannya. Dan juga dapat berupa foto
·         Komentar pihak 3 : Hal ini dilakukan agara mendapatkan keseimbangan. Jadi kita juga membutuhkan pendapat atau komentar dari pihak ketiga. Agar kita tidak menimbang hanya dari satu pihak atau dua pihak.

Tips dalam memberikan coaching dan counseling
·         Tidak boleh memberi label contoh dengan mengatakan “dasar orang Indonesia!” didepan umum
·         Berkata jujur
·         Jangan menebak motif, bicarakan perilaku


Internal CSR ( Corporate Social Responsibility)

Internal CSR bertujuan untuk membangun rasa sikap peduli, persahabatan, rasa memiliki baik antar karyawan, dan juga karyawan dengan perusahaan, meningkatkan solidaritas, produktivitas, inovasi, dan kreativitas, dan yang paling penting karyawan akan terfokus dengan pekerjaannya. Internal CSR perusahaan ini dapat diwujudkan dalam berbagai aktivitas sosial.

Contohnya adalah :
  1. Program beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi dari tingkat SD sampai universitas.
  2. Program perumahan karyawan
  3. Program koperasi karyawan
  4. Program kesehatan karyawan: pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian food suplemen bagi peningkatan gizi anak.
  5. Program sembako
Pelaksanaan CSR internal yang baik dan benar akan memperbaiki aktivitas perusahaan tersebut. Perbaikan tersebut ditandai dengan munculnya keunggulan kompetitif di internal perusahaan dan berdampak dalam peningkatan kualitas dan profesionalisme karyawan.

Karyawan menjadi sangat perhatian terhadap hal yang detail dalam aktivitas kerjanya. Mereka fokus dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Selama melaksanakan program CSR bagi karyawannya, Pandu Logistic tumbuh secara signifikan setiap tahun. Pendapatan perusahaan tumbuh rata-rata 20-30 % setiap tahun. Ini berkat kejujuran yang kian tumbuh di setiap karyawan
.

Jadi hendaknya perusahaan membuat suatu internal CSR, karena hal tersebut dapat mendatangkan banyak keuntungan, diantaranya adalah karyawan akan merasa terbantu, karyawan akan lebih mencintai perusahaan, membela perusahaan, dan juga akan meningkatkan produktivitas dari karyawan tersebut.

Dan yang paling penting adalah keluarga karyawan percaya terhadap perusahaan. Dengan begitu, keluarga karyawan juga dapat membantu dalam keberlangsungan hidup perusahaan.

Internal Crisis Management (Konflik Management)

Krisis dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang dapat menyebabkan keadaan fatal terhadap individu maupun organisasi, namun dapat menjadi peluang meningkatkan kemampuan individu maupun organisasi. Krisis itu membawa korban, tidak hanya fisik tapi juga hati. Krisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja.

Krisis itu terjadi tidak hanya kepada satu orang tapi meluas kebanyak orang. Krisis itu dapat menimbulkan rasa cemas. Dapat diibaratkan seperti virus yang mudah menyebar dan meluas. Krisis jika dapat dikelola dengan baik maka akan dapat meningkatkan solidaritas antar karyawan, karyawan dengan atasan, dan juga sebaliknya.

Karena dengan adanya suatu krisi, maka setiap orang akan belajar, memiliki pengalaman baru, mengetahui karakter karyawan yang lain, dengan begitu mereka memiliki ketangkasan dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu krisi juga dapat membuat karyawan berfikir lebih, mampu menghadapi konflik, dan juga dapat menyelesaikan konflik. Dan yang paling penting dengan adanya krisis dapat mengeluarkan karyawan dari comfort zone, hal ini penting demi mengasah kekreatifan dari karyawan itu sendiri.

Tidak hanya itu, konflik juga dapat membuat suasana menjadi terbuka, membaur, saling pengertian dan semakin baik. Terjadinya sebuah konflik, dapat memunculkan seorang pahlawan, yang dapat memecahkan dan mengatasi kendala atas masalah tersebut. Dan biasanya pahlawan dalam perusahaan adalah PR J
Krisis itu seperti penyakit, menyerang tapi tidak datang secara tiba-tiba. Pasti memiliki tanda-tanda. Jadi ada tahapan gejala-gejala dari krisis tersebut, misalnya kinerja karyawan menurun, sering absen, tidak saling menyapa, dan juga timbulnya kasak-kusuk dan juga gosip, selain itu juga terjadinya cekcok antarkaryawan.

Adapun tahapan-tahapan krisis, antara lain :
1.      
      Tahap Prodormal : Tahap ini adalah tahap awal dari krisis. Dimana tanda-tandanya seperti karyawan yang tiba-tiba sering absen, munculnya selebaran gelap, sms-sms provokator, perilaku karyawan yang berubah, dan timbulnya rumor-rumor. Tidak hanya itu tanda-tanda yang dapat dirasakan juga munculnya sms-sms yang membicarakan tentang keburukan pimpinan yang belum dapat dipastikan kebenanrannya. Tahap ini biasanya tidak tampak, tidak terlalu terasa munculnya, dan biasanya dalm jangka waktu yang lama. Jika melihat adanya gejala-gejala atau tanda-tanda seperti yang telah disebutkan, harus cepat dalam mengambil langkah. Putuskan bagaimana cara pencegahan dan penanganannya agar tidak meluas. Tapi jangan terlena, jika tidak menemukan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan seorang PR harus tetap melakukan audit komunikasi, agar dapat memastikan apakah keadaan perusahaan, keadaan karyawan baik-baik saja, karena harus diingat tahap ini tidak terlalu terlihat.

2.      Tahap Akut :  Ini meruapakan tahap kedua. Dalm tahap ini sudah terjadi krisis dan aksi. Dimana, sudah adanya kryawan yang demo, eksodus (keluar dari perusahaan dalam jumlah yang banyak), perkelahian, adu kekuatan fisik, sampai merusak peralatan perusahaan contohnya mesin dan alat-alat produksi lainnya. Dalam tahap ini tidak dapat mundur lagi, karena sudah terjadi. Kerusakan, reaksi, itu tidak hanya terjadi pada internal perusahaan teteapi juga eksternal, contohnya media.

3.      Tahap Kronis : Tahap ini adalah tahap ketiga, dimana krisis sudah agak mereda, dalam tahap ini perusahaan menghitung keruguan dan kerusakan yang terjadi, dan juga korban jiwa. Dari adanya krisis dapat merugikan perusahaan contohnya kesengsaraan lanjutan, yaitu perusahaan tidak bisa beroperasi karena mesin yang diandalkan untuk produksi rusak, jika tidak memproduksi maka perusahaan tidak mendapatkan uang. Dan pada akhirnya karyawan juga ikut rugi, dan juga suasana akan tidak nyaman. Dan dari krisis juga dapat menimbulakan permasalahan jangka panjang atau longterm. Penanganannya adalah perusahaan harus cepat menentukan soluasi dan mengambil keputusan. Karena jika penanganan tidak cepat dan tepat atau salah langkah maka akan berdampak lebih buruk lagi.
  
4.      Tahap Resolusi : Ini meruapakan tahap yang terakhir yaitu tahap penyembuhan. Jadi perusahaan sudah mendata seluruhnya, mulai dari berapa jumlah kerusakan, kerugian perusahaan, atau sudah mengetahui tuntutan dari karyawan. Di tahap resolusi jika tidak pas, tidak baik, makan akan memunculkan krisis yang baru. Dan siklusnya kembali berjalan, tidak terputus.

Untuk perusahaan yang mengalami krisi langkah atau tahap yang baik dan tepat adalah dari tahap prodromal langsung ke tahap resolusi. Jadi, tanpa melewati tahap akut dan tahap kronis.

Hal-hal yang penting dalam krisi adalah dapat terjadi kepada siapa saja dan kapan saja, dapat menyebabkan kerugian, dan dapat juga mendatangkan keuntungan contohnya meningkatnya solidaritas didalam internal perusahaan. Jika penyelesaiannya baik, tidak salah langkah maka akan menimbulkan kreativitas, meningkatkan inovasi, dan juga semangat dalam bekerja.

Cara-cara dalam mengelola krisis. Tujuan dari pengelolaan krisi adalah agar perusahaan atau indivisu dapat menjalankan fungsinya seperti sebelum terjadinya krisis. Adapun langkah-langkah dalam mengelola krisi, yaitu
·         Identifikasi krisis : Mulai mencari tahu dan mengidentifikasi krisi tersebut
·        Analisa krisis : Cari tau penyebab dari krisis tersebut
·         Isolasi krisis : Kalu perlu berhenti produksi, berhentikanlah. Fokus kepada mencari siapa provokator dari krisis tersebut

Pilihan Strategi
·         Defensive yaitu mengulur waktu, tidak melakukan apapun, dan bentengi dengan undang-undang
·         Adaptive yaitu bersifat langsung, peraturan ada yang berubah, lemburnya dikurangi, kebijakan perusahaan diubah atau dimodifikasi operasionalnya, atau kompromi dan meluruskan citra
·         Dinamik yaitu menyeluruh tentang semua operasional perusahaan dan juga dapat mengubah karakter perusahaan, misalnya perusahaan yang awalnya dikenal lembekmenjadi tegas.

·         Pengendalian yaitu jangan sampai krisis meluas, dan berusaha untuk tidak terulang lagi

Sabtu, 30 Maret 2013

Internal Communication (Introduction)


Praktek PR adalah keseluruhan upaya yang dilansgungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan hubungan yang saling menghargai dan mutual understanding.

Dalam hal ini, ada 4 tahap proses humas, yaitu
4. Mengevaluasi program
Mengevaluasi program sangat penting, tidak boleh terlupakan. Karena dengan melakukan evaluasi kita akan tau apakah ada kekurangan dari program yang telah kita jalankan. Dan akan menjadi pembelajaran untuk kedepannya. Intinya kita harus mengevaluasi bagaimana kita telah melaksanakannya.
1. Mengidentifikasi masalah PR
Maksudnya adalah seorang PR harus tau apa yang sedang terjadi saat ini. Apabila ada permasalahan maka seorang PR harus mencari tau apa penyebab permasalahan tersebut muncul. Jadi seorang PR harus tanggap dengan isu-isu tentang perusahaan. Hal pertama harus dilakukan adalah mengumpulkan fakta, melihat apa gejalanya, dan juga mencari tau apa masalahnya. Selain itu seorang PR juga harus menanyakan opini atau pendapat public. Memantau pengertian, opini, sikap, dan perilaku pubik (penelitian). Harus diingat dalam tahap ini seorang pemimpin harus mendukung program PR nya.
3. Mengambil tindakan dan mengkomunikasikannya
Jadi pada tahap ini seorang PR harus mengambil tindakan, bagaimana dan kapan akan melakukan dan mengatakannya kepada stakeholder terkait masalah yang terjadi.
2. Merencanakan dan menyusun program
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah harus membuat perencanaan apa yang harus dilakukan, dan apa yang harus dijelaskan perihal masalah tersebut kepada stakeholder.  

Hubungan yang ideal dengan publik internal ditandai dengan:
1. Kepercayaan antara atasan dan bawahan
2. Arus komunikasi yang baik
3. Kepuasan status dan partisipasi setiap individu
4. Berlangsungnya pekerjaan tanpa perselisihan
5. Lingkungan yang sehat
6. Kesadaran akan suksesnya organisasi
7. Sikap optimis untuk masa mendatang

Beberapa contoh tujuan Internal PR:
        Menjelaskan kebijakan dan cara kerja perusahaan
        Menjadi sarana komunikasi di dalam perusahaan
        Menghilangkan kesalahpahaman antara pihak manajemen dan pegawai
        Menjadi sarana menyampaikan keluhan, keinginan atau sumbang saran dan    informasi serta laporan kepada pihak manajemen.