Selasa, 11 Juni 2013

Internal Crisis Management (Konflik Management)

Krisis dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang dapat menyebabkan keadaan fatal terhadap individu maupun organisasi, namun dapat menjadi peluang meningkatkan kemampuan individu maupun organisasi. Krisis itu membawa korban, tidak hanya fisik tapi juga hati. Krisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja.

Krisis itu terjadi tidak hanya kepada satu orang tapi meluas kebanyak orang. Krisis itu dapat menimbulkan rasa cemas. Dapat diibaratkan seperti virus yang mudah menyebar dan meluas. Krisis jika dapat dikelola dengan baik maka akan dapat meningkatkan solidaritas antar karyawan, karyawan dengan atasan, dan juga sebaliknya.

Karena dengan adanya suatu krisi, maka setiap orang akan belajar, memiliki pengalaman baru, mengetahui karakter karyawan yang lain, dengan begitu mereka memiliki ketangkasan dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu krisi juga dapat membuat karyawan berfikir lebih, mampu menghadapi konflik, dan juga dapat menyelesaikan konflik. Dan yang paling penting dengan adanya krisis dapat mengeluarkan karyawan dari comfort zone, hal ini penting demi mengasah kekreatifan dari karyawan itu sendiri.

Tidak hanya itu, konflik juga dapat membuat suasana menjadi terbuka, membaur, saling pengertian dan semakin baik. Terjadinya sebuah konflik, dapat memunculkan seorang pahlawan, yang dapat memecahkan dan mengatasi kendala atas masalah tersebut. Dan biasanya pahlawan dalam perusahaan adalah PR J
Krisis itu seperti penyakit, menyerang tapi tidak datang secara tiba-tiba. Pasti memiliki tanda-tanda. Jadi ada tahapan gejala-gejala dari krisis tersebut, misalnya kinerja karyawan menurun, sering absen, tidak saling menyapa, dan juga timbulnya kasak-kusuk dan juga gosip, selain itu juga terjadinya cekcok antarkaryawan.

Adapun tahapan-tahapan krisis, antara lain :
1.      
      Tahap Prodormal : Tahap ini adalah tahap awal dari krisis. Dimana tanda-tandanya seperti karyawan yang tiba-tiba sering absen, munculnya selebaran gelap, sms-sms provokator, perilaku karyawan yang berubah, dan timbulnya rumor-rumor. Tidak hanya itu tanda-tanda yang dapat dirasakan juga munculnya sms-sms yang membicarakan tentang keburukan pimpinan yang belum dapat dipastikan kebenanrannya. Tahap ini biasanya tidak tampak, tidak terlalu terasa munculnya, dan biasanya dalm jangka waktu yang lama. Jika melihat adanya gejala-gejala atau tanda-tanda seperti yang telah disebutkan, harus cepat dalam mengambil langkah. Putuskan bagaimana cara pencegahan dan penanganannya agar tidak meluas. Tapi jangan terlena, jika tidak menemukan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan seorang PR harus tetap melakukan audit komunikasi, agar dapat memastikan apakah keadaan perusahaan, keadaan karyawan baik-baik saja, karena harus diingat tahap ini tidak terlalu terlihat.

2.      Tahap Akut :  Ini meruapakan tahap kedua. Dalm tahap ini sudah terjadi krisis dan aksi. Dimana, sudah adanya kryawan yang demo, eksodus (keluar dari perusahaan dalam jumlah yang banyak), perkelahian, adu kekuatan fisik, sampai merusak peralatan perusahaan contohnya mesin dan alat-alat produksi lainnya. Dalam tahap ini tidak dapat mundur lagi, karena sudah terjadi. Kerusakan, reaksi, itu tidak hanya terjadi pada internal perusahaan teteapi juga eksternal, contohnya media.

3.      Tahap Kronis : Tahap ini adalah tahap ketiga, dimana krisis sudah agak mereda, dalam tahap ini perusahaan menghitung keruguan dan kerusakan yang terjadi, dan juga korban jiwa. Dari adanya krisis dapat merugikan perusahaan contohnya kesengsaraan lanjutan, yaitu perusahaan tidak bisa beroperasi karena mesin yang diandalkan untuk produksi rusak, jika tidak memproduksi maka perusahaan tidak mendapatkan uang. Dan pada akhirnya karyawan juga ikut rugi, dan juga suasana akan tidak nyaman. Dan dari krisis juga dapat menimbulakan permasalahan jangka panjang atau longterm. Penanganannya adalah perusahaan harus cepat menentukan soluasi dan mengambil keputusan. Karena jika penanganan tidak cepat dan tepat atau salah langkah maka akan berdampak lebih buruk lagi.
  
4.      Tahap Resolusi : Ini meruapakan tahap yang terakhir yaitu tahap penyembuhan. Jadi perusahaan sudah mendata seluruhnya, mulai dari berapa jumlah kerusakan, kerugian perusahaan, atau sudah mengetahui tuntutan dari karyawan. Di tahap resolusi jika tidak pas, tidak baik, makan akan memunculkan krisis yang baru. Dan siklusnya kembali berjalan, tidak terputus.

Untuk perusahaan yang mengalami krisi langkah atau tahap yang baik dan tepat adalah dari tahap prodromal langsung ke tahap resolusi. Jadi, tanpa melewati tahap akut dan tahap kronis.

Hal-hal yang penting dalam krisi adalah dapat terjadi kepada siapa saja dan kapan saja, dapat menyebabkan kerugian, dan dapat juga mendatangkan keuntungan contohnya meningkatnya solidaritas didalam internal perusahaan. Jika penyelesaiannya baik, tidak salah langkah maka akan menimbulkan kreativitas, meningkatkan inovasi, dan juga semangat dalam bekerja.

Cara-cara dalam mengelola krisis. Tujuan dari pengelolaan krisi adalah agar perusahaan atau indivisu dapat menjalankan fungsinya seperti sebelum terjadinya krisis. Adapun langkah-langkah dalam mengelola krisi, yaitu
·         Identifikasi krisis : Mulai mencari tahu dan mengidentifikasi krisi tersebut
·        Analisa krisis : Cari tau penyebab dari krisis tersebut
·         Isolasi krisis : Kalu perlu berhenti produksi, berhentikanlah. Fokus kepada mencari siapa provokator dari krisis tersebut

Pilihan Strategi
·         Defensive yaitu mengulur waktu, tidak melakukan apapun, dan bentengi dengan undang-undang
·         Adaptive yaitu bersifat langsung, peraturan ada yang berubah, lemburnya dikurangi, kebijakan perusahaan diubah atau dimodifikasi operasionalnya, atau kompromi dan meluruskan citra
·         Dinamik yaitu menyeluruh tentang semua operasional perusahaan dan juga dapat mengubah karakter perusahaan, misalnya perusahaan yang awalnya dikenal lembekmenjadi tegas.

·         Pengendalian yaitu jangan sampai krisis meluas, dan berusaha untuk tidak terulang lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar